Puluhan OMS di Jember berkumpul dalam Festival Inovasi OMS dan Rembuk Perempuan Jember 2023, 26 Juli 2023 di Aula PB Sudirman Kantor Pemkab Jember. |
gppjember.com - Selama ini citra organisasi masyarakat sipil (OMS) di mata publik tidak begitu baik. OMS atau yang lebih familiar disebut lembaga swadaya masyarakat (LSM) kerap dianggap sebagai organisasi minim manfaat dan prestasi. Nyatanya, tidak begitu adanya. Di Jember sendiri, OMS ada ratusan jumlahnya. Baik yang terdata secara resmi di Bakesbangpol maupun tidak.
Apabila ditelaah baik-baik, ada begitu banyak OMS yang gemilang karyanya. Praktik-praktik baiknya dirasakan langsung oleh masyarakat sesuai dengan konsennya masing-masing. Untuk membeberkan ke khalayak luas khususnya masyarakat Jember, Forum Jember Sehat (Forjes) menggeber Festival Inovasi OMS pada Rabu, 26 Juli 2023 di Aula PB Sudirman Kantor Pemkab Jember.
Sebagai organisasi yang terdiri dari berbagai macam OMS, Forjes yang dibentuk oleh Gerakan Peduli Perempuan (GPP) Jember menggandeng lebih banyak lagi OMS di Jember. Gelaran yang disokong oleh USAID Madani itu bertujuan untuk mempresentasikan bahwa masyarakat Jember melalui OMS bisa mengambil peran dan berkontribusi secara positif dalam proses pembangunan di Kabupaten Jember. Sebanyak 50 OMS se Jember hadir dan turut menggelar karya-karyanya.
Acara berlangsung semarak yang diisi dengan berbagai tampilan perwakilan OMS hingga senam Jangan Kawin Bocah dan Alfabet untuk membuka kesadaran kepentingan kaum difabel.
Festival dibuka oleh Sekretaris Bappeda Jember, Agus Sucahyo yang juga menyampaikan sambutan dari Bupati Jember Hendy Siswanto karena berhalangan datang. Dihadiri pula oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan Bappeda Sandy Cahyono, Kasi PMKS Kecamatan Sumbersari M Zaim Ilmi, hingga Kepala RRI Jember Yuliana M Doky.
Dalam momen tersebut, juga diselenggarakan Rembuk Perempuan Jember 2023. Baik yang datang melalui OMS, institusi, organisasi profesi, hingga perseorangan. Meliputi GPP Jember, Perpenca, Tanoker, Stapa, Gerkatin, Fatayat, Aisyiyah, KPI, YPSM, SuaR Indonesia, Migrant Care, Sekoper, Muslimat, Pasar Kita, PSG Unej, PSG Unipar, PSG UIN KHAS, Satgas STIA Pembangunan, Satgas Polije, Save NKRI, Permata, WKRI, PKK, Takawida, GOW, AJI Kota Jember, PWI Jember, SPPK Puger, WHDI, SBMI, Sekolah Ebok, Sekolah Eyang, SPM, IGTKI, Himpaudi, IBI, Desbumi, Srikandi, Peace Leader, Genre, dan Kader Posyandu Sumbersari.
Lebih dari 100 perempuan berkumpul dan berembuk membicarakan empat isu pokok. Di antaranya kesehatan reproduksi yang meliputi pendidikan, perkawinan anak, dan dampak seksualitas.
Rembuk perempuan berlangsung, antusias diikuti 100 perempuan se Jember. |
Kemudian ekonomi perempuan, pencegahan serta penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui upaya advokasi. Dan yang tak kalah penting adalah soal kepemimpinan perempuan. Mereka membuat lingkaran maasing-masing untuk berembuk membahas persoalan yang sekaligus memberikan rekomendasi.
Direktur GPP Jember Sri Sulistiyani menyebutkan tujuan digelarnya rembuk perempuan Jember ialah untuk menyalurkan aspirasi kaum perempuan dalam rangka menggagas solusi positif untuk mencari jalan keluar dari persoalan di Jember. Utamanya yang berkaitan dengan perempuan. Seperti tingginya AKI/AKB, stunting, kekerasan terhadap perempuan. Serta pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesehatan reproduksi.
“Dengan mendiskusikan ini kita menemukan peremasalahannya apa kemudian kita mencoba berpikir bersama, bergandeng tangan, berkolaborasi apa yang bisa kita lakukan untuk memberi solusi pada persoalan yang dibicarakan,” papar Sulis dalam sambutannya.
Dengan memberikan ruang sebanyak-banyaknya kepada perempuan juga diharapkan bisa menjadi salah satu permulaan gaung suara perempuan semakin terdengar di Kota Suwar Suwir. Ketua Forjes Nurul Hidayah menyampaikan, dengan berkumpulnya segenap OMS dan berbagai organisasi profesi menjadi kesatuan besar dalam menunjukkan kiprah perempuan. Bukan hanya di ranah domestik tapi juga publik. “Kita memiiki kesamaan semoga bisa menjadikan perempuan dan anak di Jember makin bermanfaat, berdaya, dan bermartabat,” harapnya.
Dalam sambutannya, Agus mewakili Bupati Hendy menyampaikan pesan dalam secarik kertas. Diungkapkan ucapan terima kasih dan apresiasi yang ditunjukkan untuk GPP dan Forjes atas penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Disampaikan, pentingnya agenda tersebut untuk mempromosikan inovasi, konstribusi, potensi Jember serta meningkatkan legitimasi publik pada peran kepemimpinan perempuan.
“Mudah-mudahan melalui festival ini masyarakat makin mengenal OMS yang selama ini berkarya dan berkonstribusi aktif dalam menangani isu utama di Jember,” ucap Nurul.
Rembuk perempuan telah berhasil menuangkan aspirasi dan gagasan para perempuan. Direncanakan hasil rekomendasi tersebut akan disampaikan langsung kepada Bupati Hendy melalui audiensi dan pertemuan langsung.
Persoalan dan rekomendasi yang dihasilkan:
1. Kesehatan Reproduksi :
-Persoalan: Tingginya AKI/ AKB, Perkawinan Anak, Kehamilan Remaja, dan Stunting.
-Rekomendasi :
a.Peraturan Bupati (Perbup) tentang Pencegahan Perkawinan Anak
b.Perbup tentang Alokasi Dana Desa untuk Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
c.Kecukupan gizi keluarga
d.Edukasi dan layanan kesehatan reproduksi melalui Kampung Remaja Sehat (KRS) dan Posyandu Remaja
2. Ekonomi Perempuan :
-Persoalan : Ketergantungan ekonomi, keterampilan UMKM, dan Akses pasar
-Rekomendasi :
a.Pendampingan (Inkubasi Bisnis)
b.Melibatkan private sector untuk memajukan UMKM
c.Melakukan peningkatan kapasitas dengan menambah pelatihan
d.Pemerintah harus mendukung pasar inisiasi masyarakat berupa menyediakan fasilitas
tenda dan mempermudah perizinan. Pemerintah membantu mengiklankan, tempat
sampah, dan pengambilan tempat sampah
e.Kampanye aksi beli produk UMKM lokal (Bela dan Beli Produk Sendiri)
f. Peningkatan ekonomi untuk disabilitas
3.Kekerasan terhadap Perempuan :
- Persoalan : Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Kekerasan Dalam Pacaran (KDP), Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), Kekerasan Seksual, Kekerasan terhadap Anak, dan Bullying
- Rekomendasi :
a. Aktivasi Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak serta Kontak Pengaduan
b. Edukasi pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak
c.Masyarakat siaga pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak
4.Kepemimpinan Perempuan :
-Persoalan : Mayoritas perempuan tapi lebih banyak laki-laki yang memimpin, Pemimpin perempuan menjadi boneka laki-laki (Pemimpin perempuan belum diakui), Kuota 30% perempuan di ranah pemerintahan hanya formalitas, Kurangnya kesempatan dan penghargaan terhadap pemimpin perempuan lokal
- Rekomendasi :
a. Adanya Gender Champion Awards
b. Pendidikan Kepemimpinan untuk Perempuan
c. Diselenggarakan Event-Event untuk Melahirkan Pemimpin Perempuan (Remaja
Camp, Musrenbang Perempuan)
d. Perbanyak Perangkat Perempuan dan BPD (Melibatkan perempuan dalam Musrenbang Desa)
e. Aktif menyuarakan kepentingan perempuan
f. Keterbukaan informasi publik terkait jumlah perempuan, remaja perempuan, dan data lainnya untuk OMS sebagai baseline.
g. Aktivasi menumbuhkan ruang-ruang belajar
h. Meningkatkan partisipasi perempuan di pemerintahan
i. Meningkatkan kompetensi perempuan, nanti akan memberi kesempatan untuk dihargai sehingga dapat mengakses apa yang mereka butuhkan
j. Mendorong keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusaan, perencanaan mulai dari tingkat dusun, desa, kecamatan hingga kabupaten
k. Menjamin keterlibatan perempuan lintas usia
l. Diberikan kemudahan untuk mengumpulkan/mengakses data informasi apapun yang dibutuhkan
m. Setiap oms mendorong terbentuknya dan tumbuh kembangnya ruang belajar perempuan di lingkungan terdekat
n. Mendorong afirmative action yang hanya 30% terbatas sampai kabupaten saja bisa turun sampai ke desa. * (megasil)
0 Komentar