Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget



JARAK YANG JAUH BUKAN HALANGAN UNTUK TIDAK BERSEKOLAH.


Foto: Anak usia sekolah sedang bermain pada saat jam sekolah


 GPPJEMBER.COM: Mencerdasakan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan negara sesuai dengan amanat undang – undang 1945. Berdasarkan pasal 34 (2) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa : “ Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.” Lantas mengapa banyak anak yang mengalami putus sekolah atau bahkan tidak mengenal apa itu sekolah. Seolah – olah  dunia pendidikan tidak penting untuk mereka.

Benarkah karena faktor ekonomi atau sistem yang tidak berpihak pada mereka?

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, angka putus sekolah di Indonesia meningkat pada tahun 2022. Kondisi tersebut terjadi pada semua jenjang pendidikan , baik SD,SMP ataupun SMA. Angka putus sekolah jenjang SD mencapai 0,13% yang mengalami peningkatan 0,01% dari tahun sebelumnya,untuk jenjang SMP 1,06% yang mengalami peningkatan 0,16% dari tahun sebelumnya dan jenjang SMA 1,38 % yang mengalami peningkatan 0,26% dari tahun sebelumnya.

Kasus anak – anak yang tidak bersekolah atau bahkan putus sekolah banyak terjadi di lingkungan sekitar. Salah satunya di Lingkungan Tendas Desa Mojosari, kecamatan Puger , Jember. Dari sejumlah penduduk yang berada di desa tersebut terdapat 9 orang anak yang seharusnya memasuki jenjang sekolah dasar (SD) namun hanya 3 orang anak yang bersekolah. Dan 6 orang  anak yang seharusnya memasuki jenjang sekolah menengah (SMP) namun hanya 2 orang anak yang bersekolah. Untuk jenjang SMA tidak ada yang melanjutkan. Hal ini terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu akses menuju sekolah yang sangat jauh , biaya ekonomi yang tidak mendukung dan pola pikir masyarakat yang kurang memahami akan pentingnya dunia pendidikan untuk masa depan mereka.

Masalah kompleksnya, banyak masyarakat menilai bahwa sekolah tidak lagi menarik . sehingga terdengar keluhan untuk apa sekolah. Selain itu akses sekolah yang jauh mengakibatkan anak – anak malas untuk sekolah , dan kurangnya dorongan oleh orang tua mengakibatkan anak – anak jadi enggan untuk sekolah. Kemudian faktor biaya yang menjadi persoalan yang sangat umum dirasakan oleh orang tua sehingga memilih untuk memberhentikan anaknya bersekolah. Oleh sebab itu , perlu perhatian ekstra dari pemerintah untuk dapat fokus membenahi pola pikir masyarakat di daerah tersebut bahwa sekolah sangat penting untuk membangun anak – anak agar memiliki kemampuan berfikir secara optimal, dengan bekal pendidikan anak dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari dan memiliki kemampuam berfikir yang berkembang dan maju. Karena perlu mengingat bahwa sekolah adalah membangun tradisi literasi dan membuka mata terhadap kehidupan. Untuk itu perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana serta kegitan yang mampu menopang masyarakat khususnya untuk anak – anak agar merasa nyaman dan semangat untuk bersekolah. Hal ini menjadi pekerjaan semua pihak agar pendidikan semakin merata dan menyejahterahkan untuk kebelangsungan masa depan anak – anak di indonesia.

Penulis: (Eka Ana)
Editor: Sri Wahyunik

Posting Komentar

0 Komentar