Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget



Victim Blaming, Salahkan Pakaian Korban Jadi Penyebab Pelecehan Seksual


gppjember.com - Baru-baru ini, ada sebuah merek pakaian muslim  membuat dan mempublikasi iklan yang menyatakan bahwa pakaian perempuanlah yang menjadi penyebab terjadinya kasus pelecehan seksual.
Iklan tersebut secara tidak langsung menyudutkan perempuan sebagai pihaknya yang paling bersalah pada setiap kasus kekerasan seksual. Karena kebanyakan korban adalah perempuan. Dan mengatakan bahwa penampilan dengan pakaian terbuka kemudian mengundang hawa nafsu laki-laki.
Sebenarnya, hal ini bisa disebut dengan istilah victim blaming. Yakni sebuah tindakan di mana seseorang cenderung menuduh dan menganggap bahwa tindakan yang dilakukan oleh pelaku merupakan akibat dari tingkah laku korban.
Misalnya pada saat seorang perempuan yang mengalami kekerasan seksual. Sebagian orang masih ada yang menganggap bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh korban itu sendiri. Seperti tidak menggunakan pakaian yang tertutup sehingga dianggap pakaiannya menggoda lawan jenis.
Selain itu, victim blaming memiliki dampak tersendiri pada korban. Merasa bersalah, malu, tidak aman, dan trauma yang dapat merusak kesehatan mentalnya hingga jangka panjang. Sudah jadi korban masih disalahkan pula.
Padahal dalam kenyataanya  pakaian bukanlah penyebab terjadinya kekerasan seksual. Pakaian yang dikenakan sama sekali tidak memiliki hubungan dengan tindakan keji itu.
Jika dibandingkan dengan kasus yang baru-baru ini terjadi di lingkungan pondok pesantren yang notabennya berpakaian tertutup.
Jadi  apakah pakaian menjadi tolok ukur seorang perempuan mengalami kekerasan seksual? * (Rita/Mega Sil)

Posting Komentar

0 Komentar