Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget



Biang KDRT, Dari Luka Masa Kecil hingga Ekonomi

GPPJEMBER.COM - Ketidakmampuan seseorang dalam mengelola emosi secara tepat berpotensi besar menjadi bumerang bagi pasangannya. Suami melakukan KDRT terhadap istrinya. Tingkat keberdayaan perempuan memiliki pengaruh besar dalam merespons hal tersebut.

Luka masa kecil (inner child) ternyata memiliki andil besar pada karakter yamg dimiliki seseorang saat dewasa. Bagaimana bersikap dan memperlakukan pasangan. Nuraini Kusumaningtyas, Psikolog yang biasa menangani couple conseling dan anak di Jember menjabarkan bagaimana kepribadian seseorang adalah hasil dari proses pengalaman hidup yang terpola sejak kecil. Dari pola pengasuhan yang didapatkan, apa yang sering didengar dan dilihat, serta apa saja yang dialami dalam perjalanan hidupnya. Hal itu melekat sangat kuat dan menjelma menjadi karakter. Baik, buruk, lembut, atau kasar.

Adalah sulit bahkan tidak mungkin bagi kita untuk merubah karakter seseorang. Sebab sudah menjadi bagian dari hidup yang mengantarkannya pada keadaan sekarang. Dalam kasus KDRT yang pelakunya adalah sang suami, karakter sangat bisa menjadi penyebabnya. Oleh sebab itu, sekali KDRT terjadi akan terus berlanjut dengan cara yang sama atupun berbeda. Potensi besarnya akan ada dan polanya selalu berulang.

Dalam banyak kasus KDRT, istri seringkali dihadapkan pada situasi serba salah. Tidak sedikit yang akhirnya menerima perbuatan yang menimpa dirinya karena beragam alasan. Demi anak, status (takut menjadi janda), masih cinta, rasa takut kehilangan, menjaga nama baik keluarga, hingga pertimbangan ekonomi. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember Drs. Suprihandoko melaporkan bahkan pada banyak kasus KDRT yang ditangani, faktor ekonomi menjadi alasan utama. Hal tersebut diketahui setelah dikuliti satu per satu kronologis kejadian kasusnya. Inilah yang kemudian sampai pada kesimpulan perlunya menggalakkan kemandirian ekonomi bagi perempuan.

Perempuan mandiri yang berdaya secara ekonomi itu penting. Karena kemandirian ekonomi perempuan bisa menjadi kendaraan untuk menepis segala bentuk kekerasan yang menimpanya. Meski telah menikah, tidak seratus persen menggantungkan hidup dari nafkah yang diberikan oleh suami. Memiliki penghasilan sendiri adalah pilihan sangat baik. Pun untuk bekal hidupnya di masa mendatang. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan sangat penting memiliki kecakapan untuk bisa membiayai kebutuhan hidupnya sendiri. Kemandirian ekonomi dibutuhkan untuk mengantisipasi kondisi buruk yang tidak diinginkan, misalnya terjadi KDRT, bercerai dari pasangan, ataupun pasangan meninggal dunia. (Mega Silvia)

Posting Komentar

0 Komentar