Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget



Penganggaran Terintegrasi Untuk Percepatan Penurunan AKI dan AKB Kabupaten Jember

 

Foto: Perwakilan Bappeda, Bapak Ismail saat menyampaikan sambutan

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematina bayi (AKB) yang masih tinggi di Kabupaten Jember mendapat perhatian yang serius pemerintah setempat. Proses pematangan isu strategis dilakukan dengan melibatkan multistakeholder. Salah satunya dengan melakukan workshop  Perencanaan, Penganggaran Terintegrasi (PPT) untuk Pendidikan Kesehatan Reproduksi (Kespro) untuk percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Acara di gelar pada tanggal (24/05/2022) secara hybrid , tatap muka di aula Pemkab Jember dan juga online via zoom mengundang sejumlah pejabat pemerintah, Pengadilan Agama Jember,Kemenag Jember, perguruan tinggi, OPD, pihak kecamatan, dan beberapa lembaga masyarakat yang memiliki konsern pada isu tersebut.

Tujuan dari kegiatan dipaparkan langsung oleh Joko Sutriswanto, Kepala bidang Perlindungan Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) " Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah membuat dokumen perencanaan,pengganggaran terintegrasi (PPT) tentang Kespro supaya AKI dan AKB di Kabupaten Jember turun. Kabupaten Jember ditunjuk oleh Kementererian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Bappenas bersama 4 kabupaten lain yaitu Garut, Brebes, Serang, Lombok Timur. Dari 5 kabupaten tersebut akan dipilih model penanganan yang terbaik yang akan dijadikan role model untuk dipakai secara nasional. Yang menentukan tim dari Kemendagri, Bappenas, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), FKM Universitas Airlangga, FKM Universitas Jember"

Saat ini penanganan AKI dan AKB masing-masing dinas masih berjalan sendiri-sendiri. Dengan adanya penganggaran terintegrasi, penanganan akan menjadi terpadu dengan melibatkan multistakeholder terkait yang akan dimasukkan dalam rencana kerja tahun 2023 di masing-masing OPD.

"Contoh penanganan AKI dan AKB terkait masalah akses ke fasilitas kesehatan yang sulit seperti Kecamatan Silo, Kecamatan Sumberbaru yang notabene daerah pegunungan, bukan hanya tugas Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, desa juga bisa berperan melalui dana desa, lembaga masyarakat juga bisa berperan sesuai fungsinya. Sehingga masalah kesulitan akses ke fasilitas kesehatan di Jember tidak ditemukan lagi"imbuhnya

Pada sesi diskusi perwakilan dari Gerakan Peduli Perempuan (GPP) Jember menyampaikan bahwa sebagai lembaga masyarakat GPP Jember turut serta dalam upaya penurunan AKI dan AKB Kabupaten Jember dengan menginisiasi pembentukan Kampung Remaja Sehat bersama Forum Jember Sehat (FORJES) di Kelurahan Karangrejo dan Kelurahan Wirolegi Kecamatan Sumbersari. Kampung remaja sehat dibentuk sebagai sarana edukasi pada remaja salah satunya tentang kesehatan reproduksi. Harapannya kampung remaja sehat ini bisa di replikasi ke kelurahan dan desa di Kabupaten Jember.

Penulis : Fitriyah F.



Posting Komentar

0 Komentar