Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget



Lahirnya Komunitas Warga Jember untuk Isu Perempuan Panen Dukungan


Jember, 25 Maret 2021.

Jember, GPPJember.com - Masyarakat Jember makin melek literasi. Berbagai pihak turun gunung untuk bersatu meningkatkan kecakapan literasi masyarakat Jember, tak kurang dari para pegiat literasi, para jurnalis dari berbagai media di Jember, Universitas Jember, Polres Jember, Bank Indonesia, dan banyak lagi instansi yang lain.


Gerakan Peduli Perempuan (GPP) Jember, tak mau ketinggalan dalam gerakan literasi masyarakat, terutama untuk mengembangkan literasi pada isu perempuan. Bertempat di Gedung Letkol Moch. Sroedji Bakorwil V Jatim di Jl. Kalimantan No. 42 Jember, Gerakan Peduli Perempuan (GPP) Jember dengan didukung oleh PPMN (Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara), Internews dan USAID mengadakan workshop Jurnalis Warga.


Workshop Jurnalis warga yang diselenggarakan oleh GPP Jember diikuti oleh 15 peserta terdiri dari 12 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Mereka berasal dari 7 Kecamatan di Jember yaitu Kecamatan Kaliwates, Sumbersari, Balung, Puger, Umbulsari, Kencong, dan Ledokombo.


Pada pembukaan acara tersebut disampaikan sambutan dukungan dari Bapak Choirul Anwar dari Bakorwil V Jatim dan Bapak Didik Suharijadi dari LP2M Universitas Jember yang juga merupakan Ketua Tim Jember SAE.


Di dalam workshop jurnalis warga ini diberikan materi-materi dasar kejurnalistikan. Narasumber workshop Mahrus Sholih dari Radar Jember menyampaikan materi tentang apa itu jurnalis warga, pembuatan materi berita berupa tulisan dan cara mempublikasikannya. Sedangkan materi tentang pembuatan berita berupa foto, video dan audio serta cara mempublikasikannya disampaikan oleh tim wartawan dari JTV yaitu Vera Zenvia dan Syadid Fahmi.


Peserta workshop antusias dalam belajar. Mereka langsung praktek membuat materi berita berupa tulisan dan video. Salah satu peserta Rosalia Purwanti dari Kecamatan Balung menyampaikan, "Workshop ini sangat menarik, saya bisa belajar banyak di sini. Selama ini saya suka menulis, tapi hanya saya simpan sendiri karena takut akan menjadi masalah bagi diri saya. Setelah dijelaskan bagaimana membuat tulisan yg baik, dan cara mempublikasikannya, saya jadi tahu dan semangat untuk mempublikasikan tulisan saya dg cara yang baik." 


Di akhir workshop peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk praktik membuat materi berita berupa video. Kelompok satu membuat video tentang workshop ini dengan mengangkat sisi peserta disabilitas. Mereka membuat materi pemberitaan tentang peserta dari Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia) yang bisa mengikuti workshop ini dengan lancar dan menyenangkan karena didukung oleh fasilitas yang disediakan penyelengggara workshop yaitu dua orang penterjemah bahasa isyarat. Seru sekali.


Dengan munculnya jurnalis warga perempuan diharapkan ada sudut pandang baru dalam pemberitaan. Bagaimana perempuan bisa mengangkat isu yang dekat dengan kehidupan perempuan, antara lain hak perempuan, kesehatan reproduksi, kesehatan ibu dan bayi baru lahir, advokasi perempuan dan anak korban kekerasan. Dan tak menutup kemungkinan para perempuan untuk mengangkat isu politik, kebijakan publik, layanan publik, dll. Salam literasi dari Jember. (Sul)

Posting Komentar

0 Komentar